Selasa, 24 Maret 2015

Proses Pembentukan Fosil Dan Syarat Terbentuknya Fosil

Proses Pembentukan Fosil Dan Syarat Terbentuknya Fosil

Kalian tentu pernah mendengar tentang ditemukannya fosil-fosil hewan, manusia atau tumbuhan zaman purba pada lapisan batuan atau mungkin kalian pernah menemukan fosil secara langsung. Pasti kalian penasaran  Bagaimana sebetulnya proses terbentuknya fosil? Apa saja yang mempengaruhi pembentukan fosil tersebut?  Saya akan coba sedikit bahas mengenai cara kerja pemfosilan tersebut berdasarkan berbagai referensi yang saya baca.
Pembentukan fosil memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun. Fosil terbentuk dari penghancuran organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi bila tumbuhan atau hewan terkubur dalam lingkungan yang bebas oksigen. Kebanyakan fosil terbentuk di dasar danau, sungai atau laut, dimana pasir dan lumpur bisa dengan cepat menutup dinosaurus yang mati dan mulai mengawetkannya. Apabila binatang mati di daratan kering, kemungkinan besar mereka akan dimakan atau membusuk begitu saja.
PEMBENTUKAN FOSIL
Setelah kematian suatu mahluk hidup, sebuah fosil akan muncul lewat pengawetan bagian-bagian keras yang tersisa, seperti tulang, gigi, cangkang, atau kuku. Fosil secara umum dianggap sebagai bagian satu tumbuhan atau binatang dalam keadaan membatu. Akan tetapi, fosil tidak muncul hanya lewat pembatuan. Sebagian smengalami pembusukan struktur tubuh, seperti mamot yang membeku di dalam es atau serangga serta spesies reptil dan invertebrata
Ketika mahluk hidup mati, jaringan-jaringan lunak yang membentuk otot-otot dan organ-organnya mulai membusuk karena pengaruh bakteri dan keadaan lingkungan. (Pada kejadian yang sangat jarang, seperti suhu dingin di bawah titik beku air atau panas kering gurun pasir, pembusukan tidak terjadi).
Bagian-bagian organisme yang lebih tahan, biasanya yang mengandung mineral seperti tulang dan gigi, dapat bertahan untuk masa yang lebih lama, memungkinkan bagian-bagian itu untuk mengalami beraneka proses fisika dan kimia. Proses-proses itu membuat pemfosilan terjadi. Karena itu, sebagian besar bagian tubuh yang memfosil adalah tulang dan gigi vertebrata, cangkang brakiopoda dan moluska, rangka luar krustasea tertentu dan trilobit, garis luar organisme mirip karang, dan spons serta bagian-bagian berkayu tetumbuhan.
Keadaan sekeliling dan lingkungan organisme juga berperan penting dalam pembentukan fosil. Orang dapat meramalkan apakah pemfosilan akan terjadi atau tidak atas dasar lingkungan organisme. Misalnya, menurut pembentukan fosil, lingkungan bawah air lebih menguntungkan daripada tanah kering.
Proses pemfosilan yang paling umum dan luas disebut permineralisasi atau mineralisasi. Selama proses ini, organisme digantikan oleh mineral-mineral dalam cairan di tanah tempat tubuhnya terendam. Selama proses mineralisasi, tahap-tahap berikut ini berlangsung:
Pertama, setelah diselimuti tanah, lumpur, atau pasir, tubuh organisme mati itu segera dilindungi dari pengaruh udara. Selama bulan-bulan berikutnya, lapisan-lapisan baru endapan ditimbunkan ke sisa-sisa tubuh yang terkubur. Lapisan-lapisan ini bertindak sebagai tameng penebal, fungsinya untuk melindungi tubuh binatang dari anasir-anasir luar dan pelapukan fisik.
Semakin banyak lapisan terbentuk, yang satu menutupi yang lainnya; dan dalam beberapa ratus tahun, sisa-sisa binatang terbaring beberapa meter di bawah permukaan tanah atau dasar danau. Sambil waktu terus berlalu, struktur-struktur seperti tulang, cangkang, sisik atau tulang rawan pelan-pelan mulai mengalami penguraian kimia. Air bawah tanah mulai menembus struktur-struktur itu dan mineral-mineral terlarut yang terkandung dalam air-kalsit, pirit, silika, dan besi, yang jauh lebih tahan erosi dan penguraian kimia-perlahan-lahan mulai menggantikan zat-zat kimia dalam jaringan. Maka, selama jutaan tahun, mineral-mineral ini memunculkan salinan batu yang persis dengan menggantikan jaringan tubuh organisme. Akhirnya, fosil pun memiliki bentuk dan tampak luar yang sama dengan organisme aslinya, walau kini telah beralih menjadi batu.  Berbagai keadaan dapat dijumpai selama mineralisasi:
  1. Jika rangka sepenuhnya berisi larutan cair dan penguraian terjadi pada tahap lanjutan, struktur dalam membatu.
  2. Jika rangka sepenuhnya digantikan oleh mineral selain aslinya, suatu salinan lengkap cangkang akan dihasilkan.
  3. Jika cetakan persis rangka terbentuk akibat tekanan, maka sisa-sisa permukaan luar rangka mungkin bertahan.
Di sisi lain, pada fosil tumbuhan, yang terjadi adalah karbonisasi akibat bakteri terkait. Selama proses karbonisasi, oksigen dan nitrogen ditukar dengan karbon dan hidrogen. Karbonisasi terjadi dengan penguraian molekul-molekul jaringan oleh bakteri melalui perubahan-perubahan tekanan dan suhu atau beragam proses kimia, yang mendorong perubahan-perubahan kimia pada struktur protein dan selulosa sedemikian sehingga hanya serat-serat karbon yang tersisa. Bahan-bahan organik lain seperti karbon dioksida, metana, asam sulfat, dan uap air lenyap. Proses ini menghasilkan lapisan batubara alami yang terbentuk dari rawa-rawa yang ada selama Zaman Karbon (354 hingga 290 juta tahun silam). Fosil kadang kala terbentuk ketika organisme terendam dalam air yang kaya kalsium dan terlapisi oleh mineral-mineral semacam travertin. Sambil membusuk, organisme itu meninggalkan jejak dirinya di lapisan mineral.
Pemfosilan sempurna bagian-bagian lunak mahluk hidup, bahkan termasuk rambut, bulu atau kulit, jarang ditemukan. Sisa-sisa bentuk kehidupan berjaringan lunak Zaman Prakambria (4,6 milyar hingga 543 juta tahun yang lalu) terawetkan sangat baik. Ada juga sisa-sisa jaringan lunak mahluk hidup yang memungkinkan struktur-struktur dalam dari Zaman Kambria (543 hingga 490 juta tahun lalu) untuk dipelajari hingga saat ini di samping sisa-sisa jaringan kerasnya. Fosil bulu dan rambut binatang yang terawetkan dalam damar dan sisa-sisa fosil berumur 150 juta tahun merupakan contoh-contoh lain yang memungkinkan penyelidikan terinci. Mamot yang membeku di bongkahan es Siberia atau serangga dan reptil yang terjebak dalam damar di hutan-hutan Baltik juga memfosil bersama dengan struktur jaringan lunaknya
Fosil bisa sangat beragam dari segi ukuran, sesuai dengan jenis organisme yang terawetkan. Beraneka fosil telah diperoleh dari mikroorganisme yang membatu hingga fosil raksasa binatang-binatang yang hidup bersama sebagai kelompok atau kawanan, menurut pola hidup bermasyarakat. Salah satu contoh fosil raksasa yang paling mencolok seperti itu adalah karang spons di Italia. Mirip dengan sebuah bukit raksasa, karang itu terdiri atas spons batu gamping berumur 145 juta tahun yang tumbuh di dasar laut kuno Tethys dan belakangan terangkat sebagai akibat gerakan lempeng tektonik. Fosil ini mengandung spesimen-spesimen bentuk kehidupan yang menghuni karang spons selama Zaman Trias. Lapis batuan Burgess di Kanada dan Chengjiang di China termasuk di antara lapisan-lapisan fosil terbesar yang berisi ribuan fosil dari Zaman Kambria. Lapisan-lapisan damar di Republik Dominika dan sepanjang pantai barat Laut Baltik adalah sumber-sumber utama lainnya bagi fosil serangga. Lapisan fosil Sungai Hijau (Green River) di negara bagian Wyoming, Amerika Serikat, lapisan fosil Sungai Putih (White River) di Amerika Tengah, lapisan Eichstatt di Jerman dan lapisan fosil Hajulah di Lebanon adalah contoh-contoh lain yang layak disebutkan.
Sebagaimana dengan mahluk yang masih hidup, fosil juga dipelajari menurut kelompok-kelompok yang dirujuk sebagai kingdom (kerajaan). Di abad ke-19, fosil-fosil dikelompokkan bersama menurut dua kelompok dasar: tumbuhan atau hewan. Sesuai dengan pengelompokan fosil yang dikembangkan di tahun 1963, fosil dipelajari menurut lima kerajaan terpisah:
  1. Animalia-fosil-fosil dari kerajaan hewan, dengan spesimen tertua yang diketahui berasal dari 600 juta tahun silam.
  2. Plantaea-fosil-fosil dari kerajaan tumbuhan, dengan spesimen tertua yang diketahui berasal dari 500 juta tahun silam.
  3. Monera-fosil-fosil bakteri tanpa inti, dengan spesimen tertua yang diketahui berasal dari 3,9 milyar tahun silam.
  4. Protoctista-fosil-fosil organisme bersel tunggal. Spesimen tertua yang diketahui berasal dari 1,7 milyar tahun silam.
  5. Fungi-fosil-fosil organisme bersel banyak. Spesimen tertua yang diketahui berasal dari 550 juta tahun silam.
Gambar Proses Pembentukan fosil
TERBENTUKNYA FOSIL DILAUTAN
Terbentuknya fosil di lautan bisa terjadi 3 kemungkinan. Setelah makhluk hidup mati dan tenggelam ke dasar laut, secara bertahap menjadi karang, tetapi bagian tubuhnya mungkin berubah secara kimiawi, atau mungkin membentuk cetakan dalam sebuah lubang.
TERBENTUKNYA FOSIL DIDARATAN
Pertama-tama hewan hancur dan mati. Kemudian hewan itu mulai membusuk (hanya pada bagian yang lunak saja). Hewan itu kini hanya tinggal tulangnya saja. Semakin lama hewan itu tinggal tulangnya saja, tulang tersebut semakin tertimbun dan terkubur oleh tanah, pasir, atau lumpur. Setelah beribu-ribu tahun lamanya, tanah, pasir, atau lumpur itu berubah menjadi batu, sehingga tulang itu ikut berubah menjadi batu.  Pergantian cuaca dan erosi membuat fosil muncul di permukaan.
Tetapi pada jenis serangga proses fosil terbentuk dengan proses berbeda. Serangga ditemukan dalam batu ambar. Batu ambar adalah resin pohon yang terfosilkan. Kadang-kadang banyak serangga yang terperangkap di dalam getah pohon dan terawetkan di sana. DNA serangga yang berada di batu ambar sudah diekstrasikan. Sangat sedikit sekali fosil serangga ambar yang ditemukan, walaupun serangga saat ini merupakan hewan terbanyak.
TERBENTUKNYA FOSIL DILAUTAN
Terbentuknya fosil di lautan bisa terjadi 3 kemungkinan. Setelah makhluk hidup mati dan tenggelam ke dasar laut, secara bertahap menjadi karang, tetapi bagian tubuhnya mungkin berubah secara kimiawi, atau mungkin membentuk cetakan dalam sebuah lubang.
TERBENTUKNYA FOSIL DIDARATAN
Pertama-tama hewan hancur dan mati. Kemudian hewan itu mulai membusuk (hanya pada bagian yang lunak saja). Hewan itu kini hanya tinggal tulangnya saja. Semakin lama hewan itu tinggal tulangnya saja, tulang tersebut semakin tertimbun dan terkubur oleh tanah, pasir, atau lumpur. Setelah beribu-ribu tahun lamanya, tanah, pasir, atau lumpur itu berubah menjadi batu, sehingga tulang itu ikut berubah menjadi batu.  Pergantian cuaca dan erosi membuat fosil muncul di permukaan.
Tetapi pada jenis serangga proses fosil terbentuk dengan proses berbeda. Serangga ditemukan dalam batu ambar. Batu ambar adalah resin pohon yang terfosilkan. Kadang-kadang banyak serangga yang terperangkap di dalam getah pohon dan terawetkan di sana. DNA serangga yang berada di batu ambar sudah diekstrasikan. Sangat sedikit sekali fosil serangga ambar yang ditemukan, walaupun serangga saat ini merupakan hewan terbanyak.

PROSES PEMBENTUKAN FOSIL PADA BATUAN
Fosil pada dasarnya adalah sisa-sisa mahluk hidup yang terawetkan dan terkubur dalam batuan. Namun tidak semua batuan dapat mengandung fosil, biasanya jenis batuan yang paling banyak mengandung fosil adalah batuan sedimen. Batuan sedimen pun tidak semuanya memiliki fosil ada faktor-faktor lainnya yang memengaruhi cara kerja pemfosilan yaitu faktor fisik, kimia dan biologi.
Secara fisik batu sedimen seperti batupasir (sandstone) dan konglomerat dibentuk pada lingkungan kasar yang dapat menghancurkan sisa mahluk hidup yang mati dan terkubur di dalamnya. Selain itu butuh waktu lama bagi sebuah sedimen berubah menjadi batuan sedimen melalui proses lithification. Andaipun suatu lapisan sedimen penuh dengan sisa tulang atau tubuh mahluk hidup yang mati, tulang-tulang tersebut akan hancur karena larut dalam air yang asam atau terkena karbon dioksida. Kalupun juga fosil itu terbentuk dalam batuan sedimena, proses panas, suhu dan tekanan karena gaya endogen akan menghancurkan fosil itu sendiri.
Secara Biologi mayat atau tubuh mahluk hidup yang mati akan cepat dimakan oleh organisme (bakteri) ketika terkubur di dalam tanah. Jadi sebenarnya kunci utama agar fosil terbentuk adalah mengubur tubuh mahluk hidup tersebut dengan baik dan mencegah udara kaya oksigen masuk ke dalam tanah. Jadi mengapa tidak semua batuan sedimen dapat mengandung fosil? alasannya adalah:
  • Batuan tersebut terbentuk di daerah dimana tidak ada organisme besar yang hidup.
  • Batuan tersebut terbentuk sebelum organisme muncul.
Jadi jika anda ingin mencari fosil suatu mahluk purba, maka anda bisa mempelajari terlebih dahulu sejarah geologi batuan wilayah tersebut apakah dulunya pernah ada kehidupan atau belum.
Gambar Senjata Manusia Zaman Purba dan Binatang hasil Berburu
Gambar Manusia Zaman Purba hingga manusia modern menurut Teori Evolusi Charles Darwin October 23rd, 2010 at 11:42
Komodo Binatang Purba Yang Masih Hidup Komodo adalah sisa binatang purba yang masih hidup. Binatang ini adalah asli Indonesia yang berasal dari pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Nama latin dari hewan Komodo adalah Varanus komodoensis, Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera. Foto Komodo Binatang Purba Yang Masih hidup

Gambar Komodo dragon dihabitat
Gambar Komodo Predator Gambar Komodo Kadal Raksasa Namun sekarang habitat komodo telah terancam di alam bebas, di karenakan para orang-orang serakah yang menangkap untuk dijual. October 23rd, 2010 at 07:25 am

Gambar Penemuan Fosil Gajah Purba di Karanganyar Jateng Gambar Penemuan Fosil Gajah Purba di Karanganyar Jateng KARANGANYAR, MINGGU - Tukimin, warga Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, belum lama ini menemukan fosil yang diperkirakan bagian tubuh gajah purba yakni rahang, iga, dan pinggul, saat akan mengairi sawahnya di desanya. "Sebelumnya, Tukimin juga pernah menemukan fosil binatang purba di desa tersebut, seperti tanduk rusa, kepala kerbau, dan kaki kura-kura," kata Iskandar, Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi (KIK) Kabupaten Karanganyar ketika dihubungi dari Semarang, Minggu. Di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar selama ini dikenal sebagai kampung purba, dan secara bertahap akan diwujudkan sebagai museum lapangan. "Dengan adanya museum lapangan, setiap wisatawan yang datang ke daerah ini akan diajak oleh petugas museum ini untuk melihat dari dekat temuan October 23rd, 2010 at 07:08 am
Gambar fosil binatang/hewan purba
Beberapa contoh Kumpulan fosil-fosil hewan/Binatang purbakala pada zaman SM dan sejarahnya:1. Mammoth / mamut Mamut adalah genus gajah purba yang telah punah. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada gajah normal yang ada di dunia saat ini. Gadingnya melingkar membentuk kurva ke arah dalam dan, dalam spesies utara, dengan rambut panjang. Mereka hidup dalam epos Pleistocene sejak 1,6 juta tahun lalu sampai sekitar 10.000 tahun lalu. Ada kesalahpahaman bahwa mamut lebih besar dari gajah. Spesies terbesar mamut yang diketahui, Mammoth Imperial California, memiliki tinggi punggung sekurangnya 5 meter. Mamut umumnya memiliki berat 6-8 ton, namun mamut jantan yang besar beratnya dapat mencapai 12 ton. Gading mamut sepanjang 3,3 meter ditemukan di utara Lincoln, Illinois tahun 2005. Sebagian besar spesies mamut memiliki ukuran October 23rd, 2010 at 06:46 am
Proses yang mempengaruhi terbentuknya fosil :
Histometabasis  Adalah Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan
Permineralisasi Adalah Histometabasis pada binatang
Rekristalisasi Adalah Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin
Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi  Adalah Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain
Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
Mold/Depression Adalah Fosil berongga dan terisi mineral lempung
Trail & Track
-          Trail adalah cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halus
-          Track adalah sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar
-          Burrow lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba
Syarat terbentuknya fosil :
  1. Mempunyai bagian yang keras
  2. Segera terhindar dari proses-proses kimia (oksidasi & reduksi)
  3. Tidak menjadi mangsa binatang lain
  4. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus >>> agar tidak larut
  5. Terawetkan dalam batuan sedimen
  6. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun)
 Sekian dulu artikel tentang proses pembentukan fosil dan syarat-syarat terbentuknya fosil. Semoga bermanfaat. Tuhan Yesus Memberkati








Tidak ada komentar:

Posting Komentar