Selasa, 15 November 2016

Bentang Alam Sungai, Karakterisitik Fisik dan Kimia Sungai

BAB 1
BENTANG ALAM SUNGAI
Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk – bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial. Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun munculnya mata air, dan adanya relief permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh – tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir dipermukaan sebagai ‘surface run off’. Run off ini dapat segera setelah hujan atapun muncul kemudian melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air tanah dan muncul kembali pada mata air.
Sejarah Hidup Sungai
a. Youth (Sungai Muda)
Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat. Kegiatan erosi sangat kuat, khususnya erosi kebawah. Terdapat air terjun, kaskade, penampang longitudinal tak teratur, longsoran banyak terjadi pada tebing – tebingnya.
 b. Mature (Sungai Dewasa)
Mengalami pengurangan gradient, sehingga kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan penampangnya ‘graded’ hanya cukup untuk membawa beban (load), terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi, terus memperlebar lembahnya, dan mengembangkan lantai datar.
Old Stream (Sungai Tua)
Dataran banjir, dibantaran yang lebar sungai biasanya mengembangakan pola berkelok(meander), oxbow lakes, alur teranyam, tanggul alam, dan undak – undak sungai menunjukan kondisi ‘graded’.
Cara pengangkutan muatan hasil Erosi
            Menurut Lobeck, ada 3 cara yang dilakukan sungai berdasarkan besar butiran yang terangkut, yaitu :
1. Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai, terjadi jika muatan-muatan yang diangkut berbutir besar dengan kecepatan arus besar digradient.
2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan – muatan yang diangkut berbutir sedang dengan kecepatan arus sedang.
3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan yang diangkut berbutir halus dengan kecepatan arus lambat.
Siklus Erosi
Siklus erosi sering juga disebut siklus Geografi atau siklus Geomorfologi (geographical or geomorphologic cycle) yang sebenarnya menyangkut tahapan yang dilalui oleh masa lahan demi waktu ke waktu sejak pengangkatan hingga menjadi peneplane.
a. Tahapan muda (youth stage)
Suatu daerah setelah pengangkatan yang cepat dicirikan dengan pengikisan sungai yang tajam dan dalam. Jarak antara sungai satu dengan lainnya dapat berjauhan. Makin lama punggungan antara sungai menjadi menyempit dan menjadi punggungan yang tajam.
b. Tahapan Dewasa (Mature Stage)
Tebing sungai makin melandai. Puncak – puncak tajam dari punggungan nerendah lebih cepat dari pada kikisan dasar sungai. Relief menjadi berkurang. Punggungan menjadi membulat dan penampang melintang sungai menjadi konkav ke atas.
c. Tahapan Tua (Old Stage)
Lembah dengan penampang terbuka, tanpa dataran banjir, cenderung disebabkan oleh pengangkatan yang lambat sedangkan kehadiran dataran banjir pada dasar lembah yang lebar dengan tebing terjal cenderung terbentuk oleh pengangkatan cepat.
Peneplane
Peneplane adalah bentuk daratan yang hampir rata dengan permukaan air laut disebabkan oleh erosi. Permukaannya tidak rata, tetapi sedikit bergelombang, secara teoritis peneplane merupakan stadia (tingkat) hampir akhir dari daur erosi
Gradasi Sungai
Perubahan-perubahan terjadi baik dari kemampuan membawa (volume dan kecepatan air) atau dari jumlah beban. Peremajaan di muara sungai karena penurunan muka laut menyebabkan kenaikan gradien dan pengikisan aktif kembali kebawa. Terdapat proses peremajaan. Perubahan – perubahan yang mengganggu keseimbangan dari sungai yang mengalami gradasi akan menyebabkan perubahan yang menuju kepada keseimbangan dari sungai tersebut.
Jenis Genetika Sungai
Sungai yang dalam pembentukannya, sangat dipengaruhi oleh proses – proses diastrofisme struktur – struktur geologi yang dihasilkannya, dan lereng – lereng yang menentukan arah alirannya. Beberapa jenis genetika sungai antara lain :
a. Sungai Konsekuen
Apabila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari daerah Kubah, pegunungan blok yang baru terangkat, dataran pantai terangkat mula-mula memiliki sungai konsekuen.
b. Sungai Subsekuen
Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah lunak. Disebut juga ’strike stream’ karena mengalir sepanjang jurus lapisan.
c. Sungai Obsekuen
Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringann lapisan dan juga berlawanan dengan arah aliran sungai konsekuen. Biasanya pendek dengan gradient tajam, dan merupakan  sungai musiman yang mengalir pada gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai subsekuen.

d. Sungai Resekuen
Mangalir searah dengan sungai konsekuen dan searah dengan kemiringan lapisan.

e. Sungai Insekuen
Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya tidak mengikuti struktur batuan, dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan. Pola alirannya umumnya dendritik. Banyak menyangkut sungai – sungai kecil.

f. Sungai Superimpos
Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas suatu daratan aluvial atau dataran peneplain, dengan lapisan tipis yang menutupinya sehingga sehingga lapisan dibawahnya tersembunyi. Jika terdapat rejuvenasi maka sungai tersebut kemudian mengikis perlahan-lahan endapan aluvial atau lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa mengubah banyak pola aliran semula.

g. Sungai  Asteseden
Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya meskipun selama itu terjadi perubahan – perubahan struktur misalnya sesar, lipatan,. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk atau terjadi perlahan – lahan.

h. Anaklinal
Dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang mengalami pengangkatan sedemikian sehingga kemiringannya berlawanan dengan arah aliran sungai.

Compound Streams
Mengairi daerah dengan umur geomorfik yang berbeda-beda, ‘compound streams’ mengairi daerah dengan struktur geologi yang berlainan. Banyak sungai-sungai besar dapat dimasukan kedalam compound ataupun comporite streams misalnya sungai Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan sebagainya.




BAB II
KARAKTERISTIK FISIK SUNGAI
Sungai merupakan salah satu sumber air dari berbagai macam sumber air lainnya yang ada di Bumi. Beberapa sumber air yang ada di Bumi selain antara lain macam- macam lautmacam- macam danau, rawa, sungai, sumur, dan lain sebagainya. Sungai sebagai salah satu sumber air yang mengitari daratan di Bumi, mempunyai bagian- bagian tertentu. Bagian- bagian ini ada karena adanya arah aliran air sungai tersebut. Sungai yang merupakan sumber air mengalir mempunyai tinggi permukaan yang berbeda- beda antara satu bagian dan bagian lainnya. Bagian- bagian dari sungai ini dibeda- bedakan antara satu dengan lainnya karena ada aliran dari air sungai tersebut. Maka dari itu daerah- daerah ini dinamakan dengan Daerah Aliran Sugai atau biasa disebut dengan DAS.
Pembagian aliran sungai
Daerah aliran sungai ini terdiri dari tiga bagian. Tiga bagian dari sungai ini adalah bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir. Tiga bagian ini selalu ada di dalam sungai. Namun, karena sungai ini bentuknya memanjang, kita menjadi kesulitan untuk mengenali bagian- bagian dari sungai tersebut.  Sekilas, setiap bagian- bagian tersebut terlihat sama dan tidak ada perbedaan sama sekali. Namun, apabila ditelusuri lebih dalam dan apabila diamati maka bagian- bagian tersebut mempunyai ciri- ciri khusus yang akan membedakannya satu dengan lainnya. Artikel ini kan membahas tentang ciri- ciri bagian dari sungai, terutama bagian hulu dan juga hilir.
Ciri- ciri Bagian Daerah Aliran Sungai
Ciri- ciri atau yang menandai dari masing- masing bagian daerah aliran sungai ini antara lain mengenai bentuk lembah, deras atau tidaknya aliran sungai, serta proses yang ada bagian tersebut. Untuk mengetahui lebih lengkap atau detail mengenai Ciri-ciri Sungai Bagian Hulu dan Hilir, akan dijelaskan sebagai berikut:
Ciri- ciri daerah hulu sungai
Hulu sungai sebagai bagian pertama yang dilewati oleh air dan paling dekat dengan sumber air, mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.      Biasanya terletak di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Hal ini karena banyak sekali sumber air yang muncul dari daerah pegunungan. Gunung- gunung banyak mempunyai mata air, karena proses terjadinya mata air ini biasanya disebabkan oleh gunung atau berada di sela- sela pegunungan. Mengapa di sela- sela pegunungan? Karena biasanya gunung mempunyai lebih banyak celah yang menghubungkannya dengan bagian dalam Bumi daripada bagian- bagian Bumi lainnya.
2.      Lembah sungai mempunyai bentuk V. Ini merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh bagian hulu sungai ini. Bentuk V pada lembah ini karena akibat erosi sungai yang terdapat di bagian hulu ini. Erosi yang terjadi ini dapat dengan mudah menggerus sungai dengan cepatnya, maka dari itulah lembah bernetuk huruh V ini terbentuk.
3.      Sungai memiliki aliran yang deras. Salah satu ciri kahas yang miliki oleh bagian ini adalah terdapatnya airan sungai yang deras. Memag daerah hulu ini biasanya mempunyai aliran yang paling deras, hal ini karena air yang berada di bagian hulu tersebut berasal langsung dari berbagai mata air atau sumber- sumber air. Selain itu, aliran sungai yang deras ini juga disebabkan karena daerah hulu sungai ini mempunyai tingkat kemiringan yang cukup tajam sehingga air langsung bis a mengalir ke bawah dengan derasnya.
4.      Mempunyai kedalaman sungai yang cukup dalam. Bagian hulu sungai ini memang mempunyai kriteria sungai yang dalam karena biasanya pegunungan tempat bagian sungain berasal dari pegunungan. Karena di pegunungan maka mempunyai tingkat kemiringan yang cukup curam. Hal inilah yang menyebabkan sungai di bagian hulu ini terlihat dalam.
5.      Terjadinya proses erosi. Pada masing- masing atau tiap bgaian dari sungai ini mempunyai proses yang berlangsung masing- masing. Pada bagian hulu sungai, proses yang berlangsung disini adalah proses erosi. Proses erosi ini terjadi tidak juga dikarenakan oleh adanya aliran sungai yang deras yang terdapat pada bagian ini (baca: perbedaan erosi dan abrasi)
6.      Merupakan awal dari aliran sungai bermula. Bagian hulu sungai ini merupakan bagian awal atau bagian dimana sungai ini bermula, karena letaknya ada di sekat sumber- sumber mata air.
7.      Mempunyai debit air yang kecil serya dipengaruhi oleh hujan. Karena masih mendapatkan sungai dari sumber air, maka debit air di hulu sugai masih sedikit dan masih sangat dpengaruhi oleh intensitas air hujan yang turun.
8.      Kualitas air masih baik. Hal ini karena keberadaannya yang dekat dengan sumber air dan air pun belum melakukan perjalanan liaran yang panjang, sehingga airnya masih murni. (baca: air tanah yang baik)
9.      Kondisi dasar dungai biasanya berbatu.
10.  Sering ditemui air terjun yang jeram
11.  Aliran air berada di atas batuan induk.
12.  Aliran sungai cenderung lurus.
13.  Tidak pernah terjadi banjir karena debit air yang masih sedikit. (baca: jenis-jenis banjir)
Itulah ciri- ciri bagian dari hulu sungai. Selanjutnya kita akan mnegetahui bagian dari tengah sungai.
Ciri- ciri daerah tengah sungai
sponsored links
 Daerah tengah sungai ini merupakn daerah lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian tengah sungai ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.      Mempunyai lembah sungai yang berbentuk huruf U. berbeda dengan bagian hulu sungai yang mempuyai lembah sungai berbentuk V, bagian tengah sungai ini mempunyai lembah yang berbentuk menyerupai huruf U. Hal ini karena lokasi di bagian tengah sungai ini sudah tidak curam seperti bagian hulu sungai, sehingga tidak huruf V namun huruf U.
2.      Aliran sungai tidak begitu deras. Di bagian tengah sungai ini juga mempunyai aliran sungai yang tidak terlalu deras seperti di bagian hulu sungai. Hal ini karena lokasinya yang lebih landai.
3.      Proses yang terjadi didominasi oleh proses transportasi. Tidak sama dengan hulu sungai yang banyak terjadi erosi, di bagian hulu sungai ini proses yang dominan terjadi adalah proses transportasi. Yang di maksud dengan proses transportasi ini adalah hasil dari erosi bagian hulu tadi akan di angkut ke arah bawah yakni menuju arah hilir meggunakan aliran air. Maka hal ini disebut dengan transportasi.
Itulah ciri- ciri dari daerah tengah sungai yang pada dasarnya lebih landai daripada daerah hulu sungai. Selanjutnya kita akan mengetahu ciri- ciri dari daerah bagian hilir sungai.
Ciri- ciri daearah hilir sungai
Daerah hilir sungai ini merupakan daerah kebalikan dari daerah hulu. Ya, hulu dan hilir merupakan sua daerah sungai yang saling berseberangan. Daerah hilir mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.      Biasanya terdapat di daerah dekat pantai. Daerah hilir sungai ini merupakan daerah yang paling dekat dengan muara sungai yang mana merupakan pertemuan antara sungai dengan laut. Maka dari itulah biasanya daerah hilir sungai ini terletak di daerah yang tidak terlalu jauh dari pantai yang menjadi muara sungai itu sendiri.
2.      Mempunyai lembah sungai yang berbentuk U lebar. Lembah sungai di bagian hilir sungai ini bukan lagi membentuk huruf V atau U seperti di bagian hulu dan tengah sungai, namun meyerupai bentuk huruf U yang lebar.
3.      Mempunyai aliran sungai yang tidak deras. Tidak seperti bagian hulu dan tangah sungai yang mempunyai aliran pada air sungainya. Di bagian hilir ini biasanya sungai sudah berkelok- kelok sehingga aliran sungainya pun tidak deras.
4.      Proses yang paling dominan adalah proses sedimentasi (baca: proses terjadinya batuan sedimen). Apabila di bagian hulu sungai kita menemukan proses erosi, di bagian tengah sungai kita menemukan proses transportasi, maka di bagian hilir sungai ini kita akan menemukan proses sedimantasi. Proses sedimentasi sendiri merupakan proses pengendapan dari materi- materi hasil erosi dari bagian hulu sungai yang diangkut oleh aliran sungai. Materi- materi yang terendap dan melalui proses sedimentasi ini nanti dalam jangka waktu lama bisa berubah menjadi batuan sedimen atau delta.
5.      Merupakan bagian atau akhir dari sungai. Bagian hilir sungai merupakan bagian akhir dari sungai karena letaknya yang berdeatan denga muara sungai.
6.      Aliran air di bagian hilir sungai bersifat permanen.
7.      Sering terjadi banjir. Hal ini karena letaknya yang berada di pangkal sungai sehingga sering banjir.
8.      Adanya daerah dataran yang banjir.
9.      Terdapat danau tapal kuda.
10.  Erosi sungai ke arah samping.
11.  Badan sungai menjadi melebar.
Bagian- bagian Daerah Aliran Sungai
1.      Bagian hulu sungai
Bagian hulu sungai ini merupakan bagian yang paling jauh letaknya dari muara sungai. Bagian hulu sungai ini merupakan tempat dimana sumber- sumber air berada (baca: proses terjadinya mata air), atau permulaan terbentuknya suatu sungai tersebut.
2.      Bagian tengah sungai
Bagian yang kedua dari sungai setah hulu adalah tengah sungai. Bagian tengah sungai ini merupakan bagian lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian tengah sungai ini merupakan bagian yang lebih dekat dengan muara sungai dan biasanya letaknya lebih bawah daripada bahian hulu sungai. Dan bagian tengah sungai inilah yang menghubungkan antara bagian hulu dan hilir sungai.
3.      Bagian hilir sungai
Bagian yang ketiga setelah hulu dan tengah sungai adalah bagian hilir sungai. Bagian hilir sungai ini merupakan bagian yang paling dekat muara sungai. Bagian hilir sungai ini adalah bagian yang paling rendah dan bagian terakhir dari perjalanan aliran air sungai. Bagian sungai ini adalah bagian yang akan mengantar air sungai menuju tempat tujuannya, yakni laut.

Itulah bagian- bagian yang dimiliki oleh daerah aliran sungai. Dari ketiga bagian tersebut, masing- masing bagian mempunyai ciri- ciri yang menandai bagian tersebut ,sehingga berbeda dengan bagian- bagian lainnya.


BAB III
KARAKTERISTIK KIMIA SUNGAI
Beberapa variabel sifat kimia sumber air sungai yang perlu dianalisis untuk ukuran kualitasnya, yaitu:
•     pH. pH menunjukkan tingkat keasaman air yang dapat ditunjukkan dengan kertas indikator atau kertas lakmus
•     Skala pH berkisar antara 0-14, dengan kisaran sebagai berikut, (1) pH 7= netral, (2) pH <7= asam dan (3) pH >7= basa
•     pH 6.5-8.2 merupakan kondisi optimum untuk makhluk hidup. pH yang terlalu asam atau terlalu basa akan mematikan makhluk hidup.
•     pH dapat berubah antar musim, bahkan antar jam dalam satu hari.

Alkalinitas
•     Pengukuran alkalinitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan sungai dapat bertahan akibat perubahan pH. Pada ekosistem air tawar, nilai alkalinitas berkisar antara 20-200 ppm.
Hardness (Kekerasan air)
•     Hardness menunjukkan total konsentration kation di dalam air, terutama kalsium (Ca2+ ), magnesium (Mg2+), besi (Fe2+) dan mangan (Mn2+ ). Tingginya konsentrasi kation-kation tersebut dapat menjadi permasalahan untuk air yang dikonsumsi.

Nitrat, Nitrit dan Amonia
•     Merupakan bentuk unsur nitrogen yang terdapat di dalam air
•     Berasal dari pupuk yang larut, kotoran hewan, dan lain-lain
•     Berfungsi sebagai hara atau pupuk untuk tanaman air
•     Kandungan yang tinggi di dalam air akan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas tumbuhan air sehingga kandungan oksigen di dalam air semakin berkurang dan menyebabkan hewan air sulit berkembang bahkan mati. Peristiwa ini disebut eutrofikasi.
•     Kandungan yang tinggi di dalam air minum sangat berbahaya pada bayi, karena hemoglobin darah terikat oleh Nitrat, sehingga menyebabkan darah pada bayi kekurangan oksigen. Akibatnya bayi menjadi rentan terhadap penyakit hemoglobinosa.

Fosfat
•     Merupakan bentuk dari unsur fosfor yang terdapat di dalam air
•     Berasal dari detergent sisa cucian, kotoran hewan, pupuk yang terlarut, dan lain-lain
•     Berfungsi sebagai hara untuk tanaman air, dan dapat mengakibatkan proses eutrofikasi
Oksigen terlarut/Dissolved Oxigen (DO)
"arial" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt;">Merupakan oksigen yang ada di dalam air
•     Berasal dari oksigen di udara dan hasil fotosintesis tumbuhan air
•     Sangat dibutuhkan dalam kehidupan hewan dan tumbuhan air
•     Kandungan oksigen di dalam air lebih sedikit dibandingkan dengan di udara
•     Kandungan oksigen pada air yang bergerak lebih banyak dibandingkan dengan air yang tergenang
•     Kandungan oksigen berbeda antar musim, bahkan antar jam dalam satu hari, dan berubah sesuai dengan suhu dan ketinggian tempat
•     Kekurangan oksigen akan menyebabkan tumbuhan atau hewan air sulit untuk berkembang Biological Oxygen Demand (BOD)
•     BOD ialah jumlah oksigen yang digunakan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan bahan-bahan organik di dalam air
•     Jumlahnya tergantung pada pH, suhu, jenis mikroorganisme dan jenis bahan organik dan inorganik di dalam air
•     Sumber BOD daun-daun dan potongan kayu pada air tergenang, tumbuhan atau hewan yang sudah mati, kotoran hewan, dan lain-lain
•     Semakin tinggi BOD, semakin cepat oksigen di dalam air habis, sehingga akan membawa dampak negatif bagiperkembangan makhlukhidup yang ada di dalam air
Kandungan Coliform
•     Coliform adalah bakteri yang terdapat di dalam saluran pencernaan dan membantu proses pencernaan
•     Dapat berada di dalam sungai melalui perantara seperti mamalia, burung atau saluran-saluran pembuangan
•     Bersifat non patogenik
•     Keberadaannya merupakan petunjuk bahwa pada sungai tersebut telah terdapat kotoran yang kemungkinan mengandung mikroba pathogen.
•     Apabila kandungan coliform > 200 koloni per 100 ml air menunjukkan bahwa kemungkinan telah terdapat mikroorganisme pathogen pada air tersebut

Daya hantar listrik (DHL)
•    Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk menghantarkan listrik
•     Menunjukkan adanya bahan kimia terlarut seperti NaCl
•  Konduktivitas air dapat meningkat dengan adanya ion-ion logam berat yang dilepaskan oleh bahan-bahan polutan Danau dan waduk







Tidak ada komentar:

Posting Komentar