BAB 1
BENTANG ALAM SUNGAI
Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk – bentuk
bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial. Pada hakekatnya aliran
sungai terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun
munculnya mata air, dan adanya relief permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh
dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh –
tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir dipermukaan sebagai
‘surface run off’. Run off ini dapat segera setelah hujan atapun muncul
kemudian melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air tanah dan muncul
kembali pada mata air.
Sejarah Hidup Sungai
a. Youth (Sungai Muda)
Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat.
Kegiatan erosi sangat kuat, khususnya erosi kebawah. Terdapat air terjun,
kaskade, penampang longitudinal tak teratur, longsoran banyak terjadi pada
tebing – tebingnya.
b. Mature (Sungai
Dewasa)
Mengalami pengurangan gradient, sehingga kecepatan
alirannya berkurang. Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan
penampangnya ‘graded’ hanya cukup untuk membawa beban (load), terdapat variasi
antara erosi dan sedimentasi, terus memperlebar lembahnya, dan mengembangkan
lantai datar.
Old Stream (Sungai Tua)
Dataran banjir, dibantaran yang lebar sungai biasanya
mengembangakan pola berkelok(meander), oxbow lakes, alur teranyam, tanggul
alam, dan undak – undak sungai menunjukan kondisi ‘graded’.
Cara pengangkutan muatan hasil
Erosi
Menurut Lobeck, ada 3 cara yang dilakukan sungai berdasarkan besar butiran yang
terangkut, yaitu :
1. Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai,
terjadi jika muatan-muatan yang diangkut berbutir besar dengan kecepatan arus
besar digradient.
2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, terjadi
jika muatan – muatan yang diangkut berbutir sedang dengan kecepatan arus
sedang.
3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan
yang diangkut berbutir halus dengan kecepatan arus lambat.
Siklus Erosi
Siklus erosi sering juga disebut siklus Geografi atau
siklus Geomorfologi (geographical or geomorphologic cycle) yang sebenarnya
menyangkut tahapan yang dilalui oleh masa lahan demi waktu ke waktu sejak
pengangkatan hingga menjadi peneplane.
a. Tahapan muda (youth stage)
Suatu daerah setelah pengangkatan yang cepat dicirikan
dengan pengikisan sungai yang tajam dan dalam. Jarak antara sungai satu dengan
lainnya dapat berjauhan. Makin lama punggungan antara sungai menjadi menyempit
dan menjadi punggungan yang tajam.
b. Tahapan Dewasa (Mature Stage)
Tebing sungai makin melandai. Puncak – puncak tajam
dari punggungan nerendah lebih cepat dari pada kikisan dasar sungai. Relief
menjadi berkurang. Punggungan menjadi membulat dan penampang melintang sungai
menjadi konkav ke atas.
c. Tahapan Tua (Old Stage)
Lembah dengan penampang terbuka, tanpa dataran banjir,
cenderung disebabkan oleh pengangkatan yang lambat sedangkan kehadiran dataran
banjir pada dasar lembah yang lebar dengan tebing terjal cenderung terbentuk
oleh pengangkatan cepat.
Peneplane
Peneplane adalah bentuk daratan yang hampir rata
dengan permukaan air laut disebabkan oleh erosi. Permukaannya tidak rata,
tetapi sedikit bergelombang, secara teoritis peneplane merupakan stadia
(tingkat) hampir akhir dari daur erosi
Gradasi Sungai
Perubahan-perubahan terjadi baik dari kemampuan
membawa (volume dan kecepatan air) atau dari jumlah beban. Peremajaan di muara
sungai karena penurunan muka laut menyebabkan kenaikan gradien dan pengikisan
aktif kembali kebawa. Terdapat proses peremajaan. Perubahan – perubahan yang
mengganggu keseimbangan dari sungai yang mengalami gradasi akan menyebabkan
perubahan yang menuju kepada keseimbangan dari sungai tersebut.
Jenis Genetika Sungai
Sungai yang dalam pembentukannya, sangat dipengaruhi
oleh proses – proses diastrofisme struktur – struktur geologi yang
dihasilkannya, dan lereng – lereng yang menentukan arah alirannya. Beberapa
jenis genetika sungai antara lain :
a. Sungai Konsekuen
Apabila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari
daerah Kubah, pegunungan blok yang baru terangkat, dataran pantai terangkat
mula-mula memiliki sungai konsekuen.
b. Sungai Subsekuen
Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah lunak.
Disebut juga ’strike stream’ karena mengalir sepanjang jurus lapisan.
c. Sungai Obsekuen
Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringann
lapisan dan juga berlawanan dengan arah aliran sungai konsekuen. Biasanya
pendek dengan gradient tajam, dan merupakan sungai musiman yang mengalir
pada gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen
Mangalir searah dengan sungai konsekuen dan searah
dengan kemiringan lapisan.
e. Sungai Insekuen
Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya
tidak mengikuti struktur batuan, dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan.
Pola alirannya umumnya dendritik. Banyak menyangkut sungai – sungai kecil.
f. Sungai Superimpos
Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas
suatu daratan aluvial atau dataran peneplain, dengan lapisan tipis yang
menutupinya sehingga sehingga lapisan dibawahnya tersembunyi. Jika terdapat
rejuvenasi maka sungai tersebut kemudian mengikis perlahan-lahan endapan
aluvial atau lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa mengubah
banyak pola aliran semula.
g. Sungai Asteseden
Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya
meskipun selama itu terjadi perubahan – perubahan struktur misalnya sesar,
lipatan,. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk atau terjadi perlahan –
lahan.
h. Anaklinal
Dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang
mengalami pengangkatan sedemikian sehingga kemiringannya berlawanan dengan arah
aliran sungai.
Compound Streams
Mengairi daerah dengan umur geomorfik yang
berbeda-beda, ‘compound streams’ mengairi daerah dengan struktur geologi yang
berlainan. Banyak sungai-sungai besar dapat dimasukan kedalam compound ataupun
comporite streams misalnya sungai Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan
sebagainya.
BAB II
KARAKTERISTIK FISIK SUNGAI
Sungai merupakan salah satu sumber air dari berbagai
macam sumber air lainnya yang ada di Bumi. Beberapa sumber air yang ada di Bumi
selain antara lain macam-
macam laut, macam-
macam danau, rawa, sungai,
sumur, dan lain sebagainya. Sungai sebagai salah satu sumber air yang mengitari
daratan di Bumi, mempunyai bagian- bagian tertentu. Bagian- bagian ini ada
karena adanya arah aliran air sungai tersebut. Sungai yang merupakan sumber air
mengalir mempunyai tinggi permukaan yang berbeda- beda antara satu bagian dan
bagian lainnya. Bagian- bagian dari sungai ini dibeda- bedakan antara satu
dengan lainnya karena ada aliran dari air sungai tersebut. Maka dari itu
daerah- daerah ini dinamakan dengan Daerah Aliran Sugai atau biasa disebut
dengan DAS.
Pembagian
aliran sungai
Daerah
aliran sungai ini terdiri dari tiga bagian. Tiga bagian dari sungai ini adalah
bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir. Tiga bagian ini selalu ada di
dalam sungai. Namun, karena sungai ini bentuknya memanjang, kita menjadi
kesulitan untuk mengenali bagian- bagian dari sungai tersebut. Sekilas,
setiap bagian- bagian tersebut terlihat sama dan tidak ada perbedaan sama
sekali. Namun, apabila ditelusuri lebih dalam dan apabila diamati maka bagian-
bagian tersebut mempunyai ciri- ciri khusus yang akan membedakannya satu dengan
lainnya. Artikel ini kan membahas tentang ciri- ciri bagian dari sungai,
terutama bagian hulu dan juga hilir.
Ciri- ciri Bagian Daerah Aliran Sungai
Ciri-
ciri atau yang menandai dari masing- masing bagian daerah aliran sungai ini
antara lain mengenai bentuk lembah, deras atau tidaknya aliran sungai, serta
proses yang ada bagian tersebut. Untuk mengetahui lebih lengkap atau detail
mengenai Ciri-ciri Sungai Bagian Hulu dan Hilir, akan dijelaskan sebagai
berikut:
Ciri-
ciri daerah hulu sungai
Hulu
sungai sebagai bagian pertama yang dilewati oleh air dan paling dekat dengan
sumber air, mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.
Biasanya terletak di
daerah pegunungan atau dataran tinggi. Hal ini karena banyak sekali sumber air
yang muncul dari daerah pegunungan. Gunung- gunung banyak mempunyai mata air,
karena proses
terjadinya mata air ini biasanya
disebabkan oleh gunung atau berada di sela- sela pegunungan. Mengapa di sela-
sela pegunungan? Karena biasanya gunung mempunyai lebih banyak celah yang
menghubungkannya dengan bagian dalam Bumi daripada bagian- bagian Bumi lainnya.
2.
Lembah sungai
mempunyai bentuk V. Ini merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh
bagian hulu sungai ini. Bentuk V pada lembah ini karena akibat erosi
sungai yang terdapat
di bagian hulu ini. Erosi yang terjadi ini dapat dengan mudah menggerus sungai
dengan cepatnya, maka dari itulah lembah bernetuk huruh V ini terbentuk.
3.
Sungai memiliki
aliran yang deras. Salah satu ciri kahas yang miliki oleh bagian ini adalah
terdapatnya airan sungai yang deras. Memag daerah hulu ini biasanya mempunyai
aliran yang paling deras, hal ini karena air yang berada di bagian hulu
tersebut berasal langsung dari berbagai mata air atau sumber- sumber air.
Selain itu, aliran sungai yang deras ini juga disebabkan karena daerah hulu
sungai ini mempunyai tingkat kemiringan yang cukup tajam sehingga air langsung
bis a mengalir ke bawah dengan derasnya.
4.
Mempunyai kedalaman
sungai yang cukup dalam. Bagian hulu sungai ini memang mempunyai kriteria
sungai yang dalam karena biasanya pegunungan tempat bagian sungain berasal dari
pegunungan. Karena di pegunungan maka mempunyai tingkat kemiringan yang cukup
curam. Hal inilah yang menyebabkan sungai di bagian hulu ini terlihat dalam.
5.
Terjadinya proses
erosi. Pada masing- masing atau tiap bgaian dari sungai ini mempunyai proses
yang berlangsung masing- masing. Pada bagian hulu sungai, proses yang
berlangsung disini adalah proses erosi. Proses erosi ini terjadi tidak juga
dikarenakan oleh adanya aliran sungai yang deras yang terdapat pada bagian ini
(baca: perbedaan
erosi dan abrasi)
6.
Merupakan awal dari
aliran sungai bermula. Bagian hulu sungai ini merupakan bagian awal atau bagian
dimana sungai ini bermula, karena letaknya ada di sekat sumber- sumber mata
air.
7.
Mempunyai debit air
yang kecil serya dipengaruhi oleh hujan. Karena masih mendapatkan sungai dari
sumber air, maka debit air di hulu sugai masih sedikit dan masih sangat
dpengaruhi oleh intensitas air hujan yang turun.
8.
Kualitas air masih
baik. Hal ini karena keberadaannya yang dekat dengan sumber air dan air pun
belum melakukan perjalanan liaran yang panjang, sehingga airnya masih murni.
(baca: air
tanah yang baik)
9.
Kondisi dasar dungai
biasanya berbatu.
10. Sering ditemui air terjun yang jeram
11. Aliran air berada di atas batuan induk.
12. Aliran sungai cenderung lurus.
Itulah
ciri- ciri bagian dari hulu sungai. Selanjutnya kita akan mnegetahui bagian
dari tengah sungai.
Ciri-
ciri daerah tengah sungai
sponsored
links
Daerah
tengah sungai ini merupakn daerah lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian
tengah sungai ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.
Mempunyai lembah
sungai yang berbentuk huruf U. berbeda dengan bagian hulu sungai yang mempuyai
lembah sungai berbentuk V, bagian tengah sungai ini mempunyai lembah yang
berbentuk menyerupai huruf U. Hal ini karena lokasi di bagian tengah sungai ini
sudah tidak curam seperti bagian hulu sungai, sehingga tidak huruf V namun
huruf U.
2.
Aliran sungai
tidak begitu deras. Di bagian tengah sungai ini juga mempunyai aliran sungai
yang tidak terlalu deras seperti di bagian hulu sungai. Hal ini karena
lokasinya yang lebih landai.
3.
Proses yang terjadi
didominasi oleh proses transportasi. Tidak sama dengan hulu sungai yang banyak
terjadi erosi, di bagian hulu sungai ini proses yang dominan terjadi adalah
proses transportasi. Yang di maksud dengan proses transportasi ini adalah hasil
dari erosi bagian hulu tadi akan di angkut ke arah bawah yakni menuju arah
hilir meggunakan aliran air. Maka hal ini disebut dengan transportasi.
Itulah
ciri- ciri dari daerah tengah sungai yang pada dasarnya lebih landai daripada
daerah hulu sungai. Selanjutnya kita akan mengetahu ciri- ciri dari daerah
bagian hilir sungai.
Ciri-
ciri daearah hilir sungai
Daerah
hilir sungai ini merupakan daerah kebalikan dari daerah hulu. Ya, hulu dan
hilir merupakan sua daerah sungai yang saling berseberangan. Daerah hilir
mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1.
Biasanya terdapat di
daerah dekat pantai. Daerah hilir sungai ini merupakan daerah yang paling dekat
dengan muara sungai yang mana merupakan pertemuan antara sungai dengan
laut. Maka dari itulah biasanya daerah hilir sungai ini terletak di daerah yang
tidak terlalu jauh dari pantai yang menjadi muara sungai itu sendiri.
2.
Mempunyai lembah
sungai yang berbentuk U lebar. Lembah sungai di bagian hilir sungai ini bukan
lagi membentuk huruf V atau U seperti di bagian hulu dan tengah sungai, namun
meyerupai bentuk huruf U yang lebar.
3.
Mempunyai aliran
sungai yang tidak deras. Tidak seperti bagian hulu dan tangah sungai yang
mempunyai aliran pada air sungainya. Di bagian hilir ini biasanya sungai sudah
berkelok- kelok sehingga aliran sungainya pun tidak deras.
4.
Proses yang paling
dominan adalah proses sedimentasi (baca: proses
terjadinya batuan sedimen).
Apabila di bagian hulu sungai kita menemukan proses erosi, di bagian tengah
sungai kita menemukan proses transportasi, maka di bagian hilir sungai ini kita
akan menemukan proses sedimantasi. Proses sedimentasi sendiri merupakan proses
pengendapan dari materi- materi hasil erosi dari bagian hulu sungai yang
diangkut oleh aliran sungai. Materi- materi yang terendap dan melalui proses
sedimentasi ini nanti dalam jangka waktu lama bisa berubah menjadi batuan sedimen atau delta.
5.
Merupakan bagian atau
akhir dari sungai. Bagian hilir sungai merupakan bagian akhir dari sungai
karena letaknya yang berdeatan denga muara sungai.
6.
Aliran air di bagian
hilir sungai bersifat permanen.
7.
Sering terjadi
banjir. Hal ini karena letaknya yang berada di pangkal sungai sehingga sering
banjir.
8.
Adanya daerah dataran
yang banjir.
9.
Terdapat danau tapal
kuda.
10. Erosi sungai ke arah samping.
11. Badan sungai menjadi melebar.
Bagian- bagian Daerah Aliran Sungai
1.
Bagian hulu sungai
Bagian
hulu sungai ini merupakan bagian yang paling jauh letaknya dari muara sungai.
Bagian hulu sungai ini merupakan tempat dimana sumber- sumber air berada
(baca: proses
terjadinya mata air), atau permulaan
terbentuknya suatu sungai tersebut.
2.
Bagian tengah sungai
Bagian
yang kedua dari sungai setah hulu adalah tengah sungai. Bagian tengah sungai
ini merupakan bagian lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian tengah sungai ini
merupakan bagian yang lebih dekat dengan muara sungai dan biasanya letaknya
lebih bawah daripada bahian hulu sungai. Dan bagian tengah sungai inilah yang
menghubungkan antara bagian hulu dan hilir sungai.
3.
Bagian hilir sungai
Bagian
yang ketiga setelah hulu dan tengah sungai adalah bagian hilir sungai. Bagian
hilir sungai ini merupakan bagian yang paling dekat muara sungai. Bagian hilir
sungai ini adalah bagian yang paling rendah dan bagian terakhir dari perjalanan
aliran air sungai. Bagian sungai ini adalah bagian yang akan mengantar air
sungai menuju tempat tujuannya, yakni laut.
Itulah
bagian- bagian yang dimiliki oleh daerah aliran sungai. Dari ketiga bagian
tersebut, masing- masing bagian mempunyai ciri- ciri yang menandai bagian
tersebut ,sehingga berbeda dengan bagian- bagian lainnya.
BAB III
KARAKTERISTIK KIMIA
SUNGAI
Beberapa variabel sifat kimia sumber air sungai yang
perlu dianalisis untuk ukuran kualitasnya, yaitu:
• pH. pH menunjukkan
tingkat keasaman air yang dapat ditunjukkan dengan kertas indikator atau kertas
lakmus
• Skala pH berkisar
antara 0-14, dengan kisaran sebagai berikut, (1) pH 7= netral, (2) pH <7=
asam dan (3) pH >7= basa
• pH 6.5-8.2 merupakan
kondisi optimum untuk makhluk hidup. pH yang terlalu asam atau terlalu basa
akan mematikan makhluk hidup.
• pH dapat berubah antar
musim, bahkan antar jam dalam satu hari.
Alkalinitas
• Pengukuran alkalinitas
dilakukan untuk mengetahui kemampuan sungai dapat bertahan akibat perubahan pH.
Pada ekosistem air tawar, nilai alkalinitas berkisar antara 20-200 ppm.
Hardness (Kekerasan air)
• Hardness menunjukkan
total konsentration kation di dalam air, terutama kalsium (Ca2+ ), magnesium
(Mg2+), besi (Fe2+) dan mangan (Mn2+ ). Tingginya konsentrasi kation-kation
tersebut dapat menjadi permasalahan untuk air yang dikonsumsi.
Nitrat, Nitrit dan Amonia
• Merupakan bentuk unsur
nitrogen yang terdapat di dalam air
• Berasal dari pupuk yang
larut, kotoran hewan, dan lain-lain
• Berfungsi sebagai hara
atau pupuk untuk tanaman air
• Kandungan yang tinggi
di dalam air akan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas tumbuhan air sehingga
kandungan oksigen di dalam air semakin berkurang dan menyebabkan hewan air
sulit berkembang bahkan mati. Peristiwa ini disebut eutrofikasi.
• Kandungan yang tinggi
di dalam air minum sangat berbahaya pada bayi, karena hemoglobin darah terikat
oleh Nitrat, sehingga menyebabkan darah pada bayi kekurangan oksigen. Akibatnya
bayi menjadi rentan terhadap penyakit hemoglobinosa.
Fosfat
• Merupakan bentuk dari
unsur fosfor yang terdapat di dalam air
• Berasal dari detergent
sisa cucian, kotoran hewan, pupuk yang terlarut, dan lain-lain
• Berfungsi sebagai hara
untuk tanaman air, dan dapat mengakibatkan proses eutrofikasi
Oksigen terlarut/Dissolved Oxigen (DO)
"arial"
, "sans-serif"; font-size: 10.0pt;">Merupakan oksigen yang
ada di dalam air
• Berasal dari oksigen di
udara dan hasil fotosintesis tumbuhan air
• Sangat dibutuhkan dalam
kehidupan hewan dan tumbuhan air
• Kandungan oksigen di
dalam air lebih sedikit dibandingkan dengan di udara
• Kandungan oksigen pada
air yang bergerak lebih banyak dibandingkan dengan air yang tergenang
• Kandungan oksigen
berbeda antar musim, bahkan antar jam dalam satu hari, dan berubah sesuai
dengan suhu dan ketinggian tempat
• Kekurangan oksigen akan
menyebabkan tumbuhan atau hewan air sulit untuk berkembang Biological Oxygen
Demand (BOD)
• BOD ialah jumlah
oksigen yang digunakan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan bahan-bahan
organik di dalam air
• Jumlahnya tergantung
pada pH, suhu, jenis mikroorganisme dan jenis bahan organik dan inorganik di
dalam air
• Sumber BOD daun-daun
dan potongan kayu pada air tergenang, tumbuhan atau hewan yang sudah mati,
kotoran hewan, dan lain-lain
• Semakin tinggi BOD,
semakin cepat oksigen di dalam air habis, sehingga akan membawa dampak negatif
bagiperkembangan makhlukhidup yang ada di dalam air
Kandungan Coliform
• Coliform adalah bakteri
yang terdapat di dalam saluran pencernaan dan membantu proses pencernaan
• Dapat berada di dalam
sungai melalui perantara seperti mamalia, burung atau saluran-saluran pembuangan
• Bersifat non patogenik
• Keberadaannya merupakan
petunjuk bahwa pada sungai tersebut telah terdapat kotoran yang kemungkinan
mengandung mikroba pathogen.
• Apabila kandungan
coliform > 200 koloni per 100 ml air menunjukkan bahwa kemungkinan telah
terdapat mikroorganisme pathogen pada air tersebut
Daya hantar listrik (DHL)
• Daya hantar listrik adalah
kemampuan air untuk menghantarkan listrik
• Menunjukkan adanya
bahan kimia terlarut seperti NaCl
• Konduktivitas air dapat meningkat dengan
adanya ion-ion logam berat yang dilepaskan oleh bahan-bahan polutan Danau dan
waduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar