BAB VI
PENGGUNAAN LAHAN
SISTEM PENGGUNAAN LAHAN DALAM DAS
Penggunaan Lahan dan Penutupan
Lahan
Penutup lahan (land
cover) bisa diartikan sebagai apa saja yang berada di permukaan atau menutupi
permukaan tanah. Penutup lahan bisa dikenali dengan teknik penginderaan jauh.
Penutup lahan memiliki atribut yang spesifik, yaitu vegetasi, cadangan karbon
dan unsur hara, serta habitat untuk tumbuhan, hewan dan manusia. Jadi, padang
rumput, pepohonan, hutan, padang pasir, lahan pertanian, bangunan, dsb
merupakan elemen-elemen penutup lahan.
Penggunaan lahan
(landuse) adalah tindakan manusia terhadap lahan dalam upaya untuk mencapai
satu atau lebih tujuan. Jadi, pengertian penggunaan lahan berbeda dari
penutupan lahan. Namun, pada suatu ketika kedua kata itu bisa memiliki
pengertian yang sama, misalnya “padang rumput penggembalaan”. Sistem penggunaan
lahan bisa jadi terdiri dari beberapa tipe penutupan lahan. Contohnya, sistem
penggunaan lahan “ladang berpindah” (shifting cultivation), jika dilihat pada
periode yang berbeda-beda penutupan lahan bisa berupa bera, tanaman semusim,
semak, hutan sekunder atau bahkan berupa hutan. Tidak jarang bahwa suatu
penutupan lahan yang spesifik merupakan bagian dari beberapa tipe penggunaan lahan,
misalnya “tanaman semusim” dapat menjadi bagian dari pola tanam permanen
Penutup lahan secara
formal diartikan sebagai kondisi biofisik permukaan bumi yaitu vegetasi dan
lapisan yang ada di bawahnya. Sementara itu istilah penggunaan lahan memadukan
dua hal yaitu biofisik permukaan dan tujuan pemanfaatan lahan oleh manusia.
Istilah hutan dapat
dipakai untuk menunjukkan penutupan lahan maupun penggunaan lahan. Hutan atau
silva (dalam bahasa Latin) pada awalnya mempunyai makna penutup lahan berupa vegetasi
berkayu. Sementara itu ada istilah ‘hutan negara’, di mana hutan di sini tidak
selalu berarti lahan yang ditutupi oleh vegetasi berkayu, melainkan lebih
diartikan sebagai fungsi lahan tersebut (sebagai hutan) dan berhubungan dengan
siapa yang menguasai lahan tersebut (yaitu pemerintah). Seringkali di kawasan
desa atau pemukiman dijumpai lebih banyak pepohonan dibandingkan dengan di
kawasan hutan negara.
Dalam bahasa
sehari-hari, istilah hutan digunakan untuk menunjukkan penutup lahan yang
berupa pepohonan meliputi tegakan vegetasi alami, monokultur atau tanaman
perkebunan yang seragam. Oleh karena istilah hutan (forest) sendiri sudah
rancu, maka istilah-istilah seperti deforestasi dan reforestasi juga sering
membingungkan. Untuk keperluan yang berhubungan dengan lingkungan dan dampak
alihguna lahan dan konversi hutan, maka diperlukan definisi yang jelas dari
istilah-istilah itu.
BAB VII
PRESIPITASI, INTERSPSI, EVAPTRANSPIRASI
·
Proses
hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di
atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel
·
Peristiwa perubahan air menjadi uap, yang naik ke udara melalui jaringan
hidup tumbuh-tumbuhan, yaitu yang biasa melalui stomata daun, lentisel dan cuticula.
·
Selain itu peranan transpirasi dalam tumbuhan untuk menurunkan suhu atau
mendinginkan daun. Daun yang tidak melakukan transpirasi akan lebih panas
beberapa derajat. Perubahan suhu dari daun menunjukan adanya pertukaran
energi dari daun dan lingkungannya.
-
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem
mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke
atas melalui arus transportasi.
-
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini memengaruhi
perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan
kadar ion kalium (K+) di dalamnya.
Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam
atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer.
Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan
dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu
bahkan mati. Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikuladaun dalam jumlah yang lebih
sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang
ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daunselain dari batang,
Transpirasi menimbulkan arus transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari akar
ke daun melalui xilem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar